Sabtu, 07 November 2009

Individu - Keluarga - Masyarakat

Individu-Keluarga-Masyarakat

Kadang kita sebagai makhluk hidup hanya mementingkan diri sendiri dan tidak tahu akan kehadiran orong lain. Bahwa kita tidak dapat hidup dengan hanya keindividualisme, melainkan sosialisme yang harus kita tanam dalam diri kita. Berikut adalah penjelasan mengapa Manusia harus hidup dengan bersosial dan mengetahui akan kepentingan- kepentingan Individu, Keluarga, dan Masyarakat.

1. Individu

Sebenarnya apakah arti individu itu? Individu sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu “individuum”, atau “yang tak terbagi”. Hal ini berarti individu merupakan suatu kesatuan terkecil dan terbatas, dengan kata lain manusia perseorangan, begitulah pendapat Dr. A. Lysen. Individu tidak hanya memiliki peranan khas di lingkungan sosialnya, tetapi juga memiliki pola dan tingkah laku serta kepribadian yang berbeda. Dalam bertingkah laku menurut pola pribadi suatu individu terdapat tiga macam kemungkinan:
1. Menyimpang dari Norma Kolektif
2. Kehilangan Individualitas
3. Mempengaruhi Masyarakat


Pertumbuhan Individu

Terdapat tiga aliran konsep pertumbuhan yaitu:
1) Aliran Asosiasi: pertumbuhan merupakan suatu proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara bertahap karena pengaruh baik dari pengalaman luar melalui panca indra yang menimbulkan senssation maupun pengalaman dalam mengenal batin sendiri yang menimbulkan reflexions.
2) Aliran Psikologi Gestalt: pertumbuhan adalah proses diferensiasi yaitu proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu. Pertama mengenal secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian demi bagian dari lingkunganyang ada.
3) Aliran Sosiologi: pertumbuhan merupakan proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial dan social kemudian tahap demi tahap disosialisasikan

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor. Ada 3 faktor yang menjadi penentu dalam suatu pertumbuhan:

a. Pendirian Navistik

Pertumbuhan individu ditentukan oleh suatu faktor yang dibawa sejak lahir.

b. Pendirian Empiristik dan Environmentalistik

Pendapat ini berlawanan dengan navitistik. Para ahli berpendapat bahwa pertumbuhan individu bergantung pada lingkungan, sementara faktor sejak lahir tidak berpengaruh.

c. Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme

Pendapat konvergensi dan interaksionisme berpandangan dinamis dan menyatakan bahwa interaksi antara faktor bawaan lahir dan faktor lingkungan adalah penentu dari pertumbuhan individu.

2. Keluarga

Ada banyak pendapat mengenai pengertian dari keluarga. Menurut Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa perkawinan itu menurut beliau adalah berdasarkan pada libido seksualitas. Dengan demikian keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah keidupan seksual suami istri. Sementara, Durkheim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik, ekonomi dan lingkungan. Ki Hajar Dewantara, sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang merasa terikat akibat dari satu turunan.

Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan atau kelompok orang yang mempunyai hubungan darah dan perkawinan. Terdiri dari:
• Keluarga nuklir/inti/batih (nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
• Keluarga tua (extended family)
Keluarga kekerabatan yang terdiri dari 3 atau 4 keluarga batih yang terikat oleh hubungan orang tua anak atau saudara kandung oleh suatu tempat tinggal bersama yang besar.
• Keluarga
Individu tersebut merupakan orang tua.
• Keluarga
Individu tersebut merupakan salah satu keturunan.

Fungsi keluarga secara umum menurut Munandar Soelaeman adalah:
1. Pengatur seksual:
2. Reproduksi
3. Sosialisasi
4. Pemeliharaan
5. Penempatan anak didalam masyarakat
6. Pemuas kebutuhan perorangan
7. Kontrol sosial

3. Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dat istiadat yang sama-sama ditaati dalam ingkungannya. Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (Society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau sub kelompok.

Ada tujuh unsur kebudayaan:
1. Bahasa
2. Sistem Pengetahuan
3. Organisasi Sosial
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
5. Sistem Mata Pencarian
6. Sistem Religi
7. Kesenian

Interaksi Antara Individu, Keluarga Dan Masyarakat
Seorang individu barulah individu apabila pola prilakunya yang khas dirinya diproyeksikan pada suatu lingkungan social yang disebut masyarakat.
Gambaran mengenai relasi individu dengan lingkungan sosialnya:
a) Relasi Individu dengan Dirinya
b) Relasi Individu dengan Keluarga
c) Relasi Individu dengan Lembaga
d) Relasi Individu dengan Komunitas
e) Relasi Individu dengan Masyarakat
f) Relasi Individu dengan Nasional

sumber : http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/individu-keluarga-dan-masyarakat

Jenis sosialisasi

Keluarga sebagai perantara sosialisasi primer

Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.

  • Sosialisasi primer

Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.

Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.

  • Sosialisasi sekunder

Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.

Agen sosialisasi

Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan lembaga pendidikan sekolah.

Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media massa.

Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.

Rabu, 04 November 2009

manusia dan kebudayaan

TARIAN GANDRUNG Apa itu 'Gandrung'? Mungkin terdengar asing bagi Anda. Gandrung adalah kebudayaan asal Banyuwangi, Jawa Timur. Gandrung artinya panggilan jiwa yang menari-nari, tarian ini dilakukan oleh wanita yang diiringi musik gendring. Penari Gandrung identik dengan perhiasan-perhiasan yang dikenakan oleh si penari. Tutup kepala penari yand begitu unik dibandingkan tarian lainnya. Pada saat dahulu tarian ini sangat terkenal dan disukai banyak orang dan di segala kalangan. Setiap acara pasti memanggil penari gandrung, layaknya artis yang sangat terkenal pada saat ini.
Sebelum penari memulai tariannya. biasanya disediakan sesajen untuk melancarkan acara itu. Pada tari Gandrung ada 3 tahapan, tahapan pertama disebut cecer yang artinya tari gembira atau penyambutan, tahapan kedua pacu artinya mengajak nari. Di sinilah penonton mulai ikut menari bersama dan bercengkrama dengan si penari gandrung. Oleh sebab itu pula tarian Gandrung disebut tarian pergaulan. Tahap ketiga penari mulai bernyannyi dengan diisi lantunan-lantunan pantun yang penuh nasihat.
Dahulu orang yang berprovesi sebagai penari Gandrung sangat disukai dan kehidupannya tercukupi layaknya artis pada zaman sekarang. Penduduk desa sangat mengagumi para panari Gandrung, karna tarian ini sangat unik dengan dimulai dari cara berdiri, sikap kaki dan ayunan tangan yang gemulai. Mencerminkan ke khasan tarian itu. namun saat ini tidak terkenal lagi, tidak seperti zaman dahulu. Sekarang kebudayan di negeri kita mulai malemah, karena kurang perhatiannya kita akan kebudayaan yang ada di negeri kita. Kita sebagai generasi muda yang diharapkan menjadi pewaris akan harta kekayaan bangsa ini tidak memanfaatkannya dengan baik. Kita terlalu terpengaruh akan perubahan-perubahan zaman, teknologi yang maju dan lemahnya pendirian kita akan kebudayaan bangsa. Tidak salah jika nantinya salah satu kebudayaan kita di ambil oleh bangsa lain. Dan kita hanya melihat dan marah-marah akan budaya yang mereka ambil. Tapi jika kita berpikir, pengakuan yang terjadi tidak semuanya kesalahan mereka, namun kita juga memiliki andil.
Untuk itu marilah kita melestarikan kebudayaan bangsa kita dan terus menjaganya. Mudah-mudahan setelah Anda membaca analisis ini, Anda dapat memanfaatkan kebudayaan bangsa dengan lebih baik.

Minggu, 01 November 2009

Sosial dan Budaya saat Lebaran

Ini adalah pengalaman saya saat pulang kampung (mudik) saat lebaran kemarin. Dari sebelum lebaran siaran-siaran televisi secara terus memberikan informasi lebaran yang terkini. Dari sebelum, saat lebaran maupun setelah lebaran. Kita tahu karna lebaran merupakan waktu spesial bagi hampir semua rakyat Indonesia.
Lebaran di Indonesia merupakan budaya yang turun-temurun. Sebuah waktu bagi kita berkumpul dengan keluarga.
Oleh sebab itu seluruh media di nagara ini baik cetak atau pun media elektronik tidak bosan-bosannya memberitakan tentang lebaran. Tidak hanya Wartawan, Polisi juga memiliki peran yang sangat besar terhadap terciptanya Lebaran dengan aman dan tertib. Semuanya saling membantu untuk menciptakan lebaran yang kita harapkan. Dari pemerintah, pihak kepolisian dan semua masyarakat.
Saat sebelum perjalanan mudik saya berpikir bahwa nanti ketika dalam perjalanan pasti sangat macet dan lamanya waktu untuk sampai ketujuan. Namun itu semua hanyalah dugaan saya, karna saya baru pertama mudik pada saat lebaran. Ternyata dalam perjalanan tidak macet, saya teringat pepatah ' bahwa jalan menuju Roma banyak sekali ' itu benar. banyak jalan untuk menuju tujuan kita. Begitu yang saya rasakan dalam perjalanan.
Banyak mobil dan motor yang membawa barang-barang, merekapun sama seperti saya. Sangat berkesan sekali ketika kita memiliki tujuan yang sama dengan banyak orang dan kita melakukannya berrsama-sama. Sungguh saat-saat yang jarang terjadi.
Akhirnya saya sampai di tempat tujuan. Tempat asal ibu saya, begitu asri dan alami. Penduduknya yang ramah dan suasana Desa terasa pekat sekali, yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Merekapun menunggu sanak saudara mereka yang akan tiba untuk merayakan Lebaran di sini tempat asal mereka. Saat tiba suasana menjadi mengharukan karna baru saat ini sanak saudara dapat berkumpul bersama. Tapi saat itu hanya sebentar dan diganti dengan kegembiraan. Di sana saat Lebaran diadakan acara silaturahmi seluruh warga kampung. Semua warga berkumpul bersama, bersilaturhmi dengan dibarengi makan-makan bersama. Sungguh berbeda dengan tempat tinggal saya. Kerukunan di antara mereka yang sangat erat, hampir semua warga saling kenal, padahal kampung ibu saya cukup luas.
Setelah semua rasa rindu telah hilang berganti rasa gembira. Saya pun kembali pulang ke tempat saya dengan pengalaman-pengalaman yang saya dapatkan di kampung ibu saya.
Begitulah cerita perjalanan singkat saya ketika mudik pertama kali ke kampung ibu saya saat lebaran.