Minggu, 01 November 2009

Sosial dan Budaya saat Lebaran

Ini adalah pengalaman saya saat pulang kampung (mudik) saat lebaran kemarin. Dari sebelum lebaran siaran-siaran televisi secara terus memberikan informasi lebaran yang terkini. Dari sebelum, saat lebaran maupun setelah lebaran. Kita tahu karna lebaran merupakan waktu spesial bagi hampir semua rakyat Indonesia.
Lebaran di Indonesia merupakan budaya yang turun-temurun. Sebuah waktu bagi kita berkumpul dengan keluarga.
Oleh sebab itu seluruh media di nagara ini baik cetak atau pun media elektronik tidak bosan-bosannya memberitakan tentang lebaran. Tidak hanya Wartawan, Polisi juga memiliki peran yang sangat besar terhadap terciptanya Lebaran dengan aman dan tertib. Semuanya saling membantu untuk menciptakan lebaran yang kita harapkan. Dari pemerintah, pihak kepolisian dan semua masyarakat.
Saat sebelum perjalanan mudik saya berpikir bahwa nanti ketika dalam perjalanan pasti sangat macet dan lamanya waktu untuk sampai ketujuan. Namun itu semua hanyalah dugaan saya, karna saya baru pertama mudik pada saat lebaran. Ternyata dalam perjalanan tidak macet, saya teringat pepatah ' bahwa jalan menuju Roma banyak sekali ' itu benar. banyak jalan untuk menuju tujuan kita. Begitu yang saya rasakan dalam perjalanan.
Banyak mobil dan motor yang membawa barang-barang, merekapun sama seperti saya. Sangat berkesan sekali ketika kita memiliki tujuan yang sama dengan banyak orang dan kita melakukannya berrsama-sama. Sungguh saat-saat yang jarang terjadi.
Akhirnya saya sampai di tempat tujuan. Tempat asal ibu saya, begitu asri dan alami. Penduduknya yang ramah dan suasana Desa terasa pekat sekali, yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Merekapun menunggu sanak saudara mereka yang akan tiba untuk merayakan Lebaran di sini tempat asal mereka. Saat tiba suasana menjadi mengharukan karna baru saat ini sanak saudara dapat berkumpul bersama. Tapi saat itu hanya sebentar dan diganti dengan kegembiraan. Di sana saat Lebaran diadakan acara silaturahmi seluruh warga kampung. Semua warga berkumpul bersama, bersilaturhmi dengan dibarengi makan-makan bersama. Sungguh berbeda dengan tempat tinggal saya. Kerukunan di antara mereka yang sangat erat, hampir semua warga saling kenal, padahal kampung ibu saya cukup luas.
Setelah semua rasa rindu telah hilang berganti rasa gembira. Saya pun kembali pulang ke tempat saya dengan pengalaman-pengalaman yang saya dapatkan di kampung ibu saya.
Begitulah cerita perjalanan singkat saya ketika mudik pertama kali ke kampung ibu saya saat lebaran.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar