Digital television
Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer. Digital berarti informasi yang dapat diperinci menjadi 0 dan 1 dan dimasukkan ke dalam bentuk yang mudah dimanipulasi. Satu keuntungan dari digital adalah sinyalnya dapat ditekan sehingga memungkinkan mengirimkan samapi enam sinyal definisi standar (SDTV)dalam frekuensi siaran yang ada.
Pendorong pengembangan televisi digital antara lain:
- Perubahan lingkungan eksternal
- Perkembangan teknologi
- Teknologi pemrosesan sinyal digital
- Teknologi transmisi digital
- Teknologi semikonduktor
- Teknologi peralatan yang beresolusi tinggi
Kisah televisi digital dimulai pada tahun 1980 dengan perkembangan apa tampak seperti hal besar berikutnya di bidang teknologi televisi. Media digital berbagi satu karakteristik yang membedakan mereka dari analog tua, bentuk: setiap salinan teks digital tidak hanya sempurna tetapi juga direproduksi sempurna, tidak seperti ketidaksempurnaan dan degradasi yang terlibat dalam menyalin bentuk seperti audio dan video tape tua. Mereka sama-sama mudah penularan melalui berbagai media digital, seperti web atau cakram digital, berarti bahwa setiap kali lagu atau film atau acara televisi di-download sebagai file-3 MP atau dibakar atau dibeli, itu dasarnya
menghasilkan yang asli.
Frekuensi TV digital
Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Perbandingan lebar pita frekuensi yang digunakan teknologi analog dengan teknologi digital adalah 1 : 6. Jadi, bila teknologi analog memerlukan lebar pita 8 MHz untuk satu kanal transmisi, teknologi digital dengan lebar pita yang sama (menggunakan teknik multipleks) dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus untuk program yang berbeda.
TV digital ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi sesuai dengan lingkungannya. Sinyal digital dapat ditangkap oleh sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan TV digital dapat diperluas. TV digital memiliki peralatan suara dan gambar berformat digital seperti yang digunakan kamera video.
Sistem pemancar TV digital
Terdapat tiga standar sistem pemancar televisi digital di dunia, yaitu televisi digital (DTV) di Amerika, penyiaran video digital terestrial (DVB-T) di Eropa, dan layanan penyiaran digital terestrial terintegrasi (ISDB-T) di Jepang. Semua standar sistem pemancar sistem digital berbasiskan sistem pengkodean OFDM dengan kode suara MPEG-2 untuk ISDB-T dan DTV serta MPEG-1 untuk DVB-T.
Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T, ISDB-T sangat fleksibel dan memiliki kelebihan terutama pada penerima dengan sistem seluler. ISDB-T terdiri dari ISDB-S untuk transmisi melalui kabel dan ISDB-S untuk tranmisi melalui satelit. ISDB-T dapat diaplikasikan pada sistem dengan lebar pita 6,7MHz dan 8MHz. Fleksibilitas ISDB-T bisa dilihat dari mode yang dipakainya, dimana mode pertama digunakan untuk aplikasi seluler televisi berdefinisi standar (SDTV), mode kedua sebagai aplikasi penerima seluler dan SDTV atau televisi berdefinisi tinggi (HDTV) beraplikasi tetap, serta mode ketiga yang khusus untuk HDTV atau SDTV bersistem penerima tetap. Semua data modulasi sistem pemancar ISDB-T dapat diatur untuk QPSK dan 16QAM atau 64QAM. Perubahan mode ini bisa diatur melalui apa yang disebut kontrol konfigurasi transmisi dan multipleks (TMCC).
Frekuensi sistem penyiaran televisi digital dapat diterima menggunakan antena yang disebut televisi terestrial digital (DTT), kabel (TV kabel digital), dan piringan satelit. Alat serupa telepon seluler digunakan terutama untuk menerima frekuensi televisi digital berformat DMB dan DVB-H. Siaran televisi digital juga dapat diterima menggunakan internet berkecepatan tinggi yang dikenal sebagai televisi protokol internet (IPTV).
Transisi TV analog ke TV digital
Transisi dari pesawat televisi analog menjadi pesawat televisi digital membutuhkan penggantian perangkat pemancar televisi dan penerima siaran televisi. Agar dapat menerima penyiaran digital, diperlukan pesawat TV digital. Namun, jika ingin tetap menggunakan pesawat televisi analog, penyiaran digital dapat ditangkap dengan alat tambahan yang disebut kotak konverter (Set Top Box). Ketika menggunakan pesawat televisi analog, sinyal penyiaran digital akan dirubah oleh kotak konverter menjadi sinyal analog. Dengan demikian pengguna pesawat televisi analog tetap dapat menikmati siaran televisi digital. Pengguna televisi analog tetap dapat menggunakan siaran analog dan secara perlahan-lahan beralih ke teknologi siaran digital tanpa terputus layanan siaran yang digunakan selama ini.
Proses transisi yang berjalan secara perlahan dapat meminimalkan risiko kerugian terutama yang dihadapi oleh operator televisi dan masyarakat. Resiko tersebut antara lain berupa informasi mengenai program siaran dan perangkat tambahan yang harus dipasang tersebut. Sebelum masyarakat mampu mengganti televisi analognya menjadi televisi digital, masyarakat menerima siaran analog dari pemancar televisi yang menyiarkan siaran televisi digital.
Bagi operator televisi, risiko kerugian berasal dari biaya membangun infrastruktur televisi digital terestrial yang relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan membangun infrastruktur televisi analog. Operator televisi dapat memanfaatkan infrastruktur penyiaran yang telah dibangunnya selama ini seperti studio, bangunan, sumber daya manusia, dan lain sebagainya apabila operator televisi dapat menerapkan pola kerja dengan calon penyelenggara TV digital. Penerapan pola kerja dengan calon penyelenggara digital pada akhirnya menyebabkan operator televisi tidak dihadapkan pada risiko yang berlebihan. Di kemudian hari, penyelenggara penyiaran televisi digital dapat dibedakan ke dalam dua posisi yaitu menjadi penyedia jaringan, serta penyedia isi.
Perpindahan dari sinyal analog ke sinyal digital sudah dilakukan di sejumlah negara maju beberapa tahun yang lalu. Di Jerman, proyek penggunaan sinyal digital dimulai sejak tahun 2003 di Berlin dan tahun 2005 di Muenchen. Sementara Perancis dan Inggris telah menghentikan secara total siaran televisi analog mereka. Di Amerika Serikat, melalui Undang-Undang Pengurangan Defisit tahun 2005 yang telah disetujui oleh Kongres, setiap stasiun televisi lokal yang berdaya penuh diminta untuk mematikan saluran analog mereka pada tanggal 17 Februari 2009 dan meneruskan siaran dalam bentuk digital secara eksklusif. Sementara Jepang akan memulai siaran televisi digital secara massal pada tahun 2011.
Produksi
Produksi video digital dapat ditelusuri kembali ke format profesional di pertengahan 1980-an,
terutama Sony Digital Betcam, yang memulai debutnya pada tahun 1986. Dengan peluncuran yang relatif murah dan mudah menggunakan sistem digital editing linear dalam akhir 1990-an, seperti AVID, Final Cut Pro, Adobe Premiere, dan sejenisnya, bersama dengan digital Mini-DV camcorder, produksi video digital menyelipkan batas-batas professional studio dan pindah ke ruang tamu, kamar tidur, halaman belakang dan kantor populasi umum. Konsep 'sinematografi digital' sebagai praktik tumbuh
baik dalam industri dan oleh individu yang telah mendapatkan dasar yang cukup dengan 2002 yang
Star Wars II: Attack of the Klon (Lucas 2002) diproduksi sepenuhnya pada video digital (Lihat Bab 4). Animasi praktek telah benar-benar diubah olehyang melekat dalam produksi digital kemungkinan. Dikombinasikan dengan teknologi perekaman digital dan pemutaran seperti DVD,
independen dan rendah anggaran pembuatan film telah mengalami kebangkitan besar;
diperkirakan bahwa biaya membuat jumlah film sepenuhnya digital
sepersepuluh atau kurang dari biaya produksi 35mm. Tentu saja, saat ini banyak
bioskop belum dilengkapi dengan proyeksi digital, sehingga fitur film untuk
sandiwara rilis mainstream masih harus dipindahkan ke 35mm film sebelum mereka dapat
didistribusikan. Masih banyak sengketa atas kualitas suara dan gambar di
digital video dibandingkan dengan film tradisional. Namun, sebagai media digital semakin
ditularkan melalui web dan nirkabel, kualitas gambar mengambil arti yang berbeda,
terutama ketika layar masa depan adalah yang ada di ponsel Anda atau iPod.
Distribusi
Berkat transformasi besar konektivitas dibawa oleh Internet dan World Wide Web, adalah di bidang distribusi yang teknologi digital memiliki televisi yang paling terpengaruh. Dari media yang awalnya dikirim dari beberapa tetap pemancar analog dipasang tinggi di atas tanah pada antena, dengan munculnya koaksial kabel dan, kemudian, kabel serat optik yang membawa sinyal televisi melalui kabel ke rumah, untuk sinyal satelit tertangkap oleh, pada awalnya, cukup besar untuk memblokir piring sinar matahari, atau, dimulai pada tahun 1980-an, melalui kaset video besar, televisi telah menjadi media yang dapat dipecah menjadi bit, dialirkan dan ditangkap oleh hampir setia porang. televisi digital adalah, efektif, digital ditransmisikan televisi, tidak ada peduli apa bentuk yang berasal dari atau apa bentuk akhirnya.
Reception
Kita telah mencatat bahwa kapasitas televisi digital mengaburkan perbedaan antara produksi dan penerimaan umum untuk media analog, tetapi perlu dicatat beberapa aspek dari apa yang pengguna atau pemirsa dapat dilakukan dengan pilihan baru mereka digital ketika datang untuk menempatkan teknologi digital untuk digunakan.
Kesimpulan :
Dari tahun ke tahun teknologi mengalami peningkatan, contohnya televisi yang tadinya berbentuk besar hingga sekarang berbentuk tipis dan kecil berbeda dari televisi saat pertama ditemukan.
Sumber:
DIGITAL CULTURES Understanding New Media : Glen Creeber and Royston Martin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar